SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

ANDA AKAN MENEMUKAN APA YANG ANDA CARI SELAMA INI

Selasa, 02 Maret 2010

Geralan Sholat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh




Shalat
ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di dalam kehidupan ini, tetapi
gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis
penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat
dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak
hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi
tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun
Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan
dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri
dan pasien mereka.

Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat
merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh
manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat
masing-masing. Misalnya:

Takbiratul Ihram

Berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran
darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung
di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat
mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya
oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut
atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’

Ruku’
yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah.
Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat
untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus
vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian
tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan
otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan
bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

I’tidal

Bangun
dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan
setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’
dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik
bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ
pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

Sujud

Menungging
dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada
lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher
dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen
bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir
seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah,
tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi
seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi
wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi
kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk di antara sujud

Duduk
setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan
tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung
dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri
pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu
berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan
aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan
saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini
mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan
tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga
kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam

Gerakan
memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat
untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala
menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala
serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud tergolong
unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri
serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari
sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh
dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini
mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan
melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih
untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung
berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke
otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu
kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu
dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

Setiap inci otak
manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika
seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah
untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki
bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah
diwajibkan dalam Islam.

Riset di atas telah mendapat pengakuan
dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter
berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam
setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan
sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip
gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat
dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak
menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

Sujud
adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud,
beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi
kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya
tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih
dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah
otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus)
berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui
kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk
mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses
persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik
dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang
menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru
menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan
dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah
melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat
dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir).
Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum.
Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang
persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat
tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki
harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus
menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan
memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang
memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya,
seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur,
kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara
rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun
berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Menuru
penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul
“Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon
Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan
desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu
kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang
dipertahankannya beberapa waktu lalu.

Shalat tahajud ternyata
bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika
dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker.
Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh
(imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang
berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang
dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai
persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat
dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini
dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui
sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. Pada kondisi
normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690
nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah
ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.

“Kalau jumlah hormone
kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak
ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya
seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang
menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.

Menurut
Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker
dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai
perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon
imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi
dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian
menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar